Menurut yang dijelaskan oleh Anita terkait cara meningkatkan kelarutan obat dengan cara kompleksasi yang membentuk ikatan kompleks pada obat hidrofob. Lalu metode apa yang akan dilakukan jika ingin meningkatkan kelarutan obat lipofilik yang memiliki kelarutan yang rendah?
Baik saya akan menjawab pertanyaan dari aura, untuk obat lipofilik itu termasuk ke dalam golongan BCS
(Biopharmaceutical drug Classification System) kelas II, dimana obat tersebut
memiliki permeabilitas tinggi tetapi kelarutannya rendah sehingga dapat
menurunkan bioavailabilitas obat. Oleh karena itu, perlu dilakukan teknik formulasi
lebih lanjut untuk dapat meningkatkan kelarutan obat sehingga bioavailabilitasnya
tinggi. Formulasi dengan pembuatan sediaan nanoemulsi merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut.
Jadi nanoemulsi merupakan salah satu formulasi yang berperan penting dalam memperbaiki kellarutan obat lipofilik.
Tadi disebutkan bahwa koefisien partisi sangat berperan penting dalam menentukan proses absorbsi, distribusi dan eliminasi obat dalam tubuh, bagaimanakah peran koefisien partisi dalam ketiga proses tersebut, jelaskan dan berikan contohnya?
Baik indah, saya akan menjawab pertanyaan indah. Mengenai perang koefisien partisi dalam ketiga proses tersebut.
1. Absorpsi Obat Koefisien partisi merupakan perbandingan kelarutan di dalam lemak dibanding air, yang mana dengan koefisien partisi dapat diketahui obat tersebut lipofilik atau tidak. Cl bersifat lipofil (+), sedangkan OH hidrofil ( -). Proses awal penentu obat dalam mencapai target adalah penetrasi atau absorpsi. Penetrasi obat dalam membran biologi tergantung pada kelarutan obat dalam lipid. Makin mudah larut dalam lipid, obat tersebut akan makin mudah menembus membran dan makin banyak diabsorpsi.
2. Distribusi Obat Koefisien partisi berguna untuk mengestimasi distribusi obat dalam tubuh. Obat hidrofobik dengan koefisien partisi oktanol/air tinggi terutama didistribusikan ke daerah hidrofobik seperti selubung lipid dwilapis. Sebaliknya obat hidrofilik (koefisien partisi oktanol/air rendah) ditemukan terutama di daerah berair seperti serum darah.
3. Eliminasi Obat Jika eliminasi obat dalam sistem multikompartemen biologis berdasarkan pada difusi pasif dan bila kapasitas kompartemen bergantung pada nilai koefisien partisi obat. Maka kadar obat dalam berbagai kompartemen akan meningkat sesuai dengan dosis yang digunakan.
Menurut yang dijelaskan oleh Anita terkait cara meningkatkan kelarutan obat dengan cara kompleksasi yang membentuk ikatan kompleks pada obat hidrofob. Lalu metode apa yang akan dilakukan jika ingin meningkatkan kelarutan obat lipofilik yang memiliki kelarutan yang rendah?
BalasHapusBaik saya akan menjawab
Hapuspertanyaan dari aura, untuk obat lipofilik itu termasuk ke dalam golongan BCS
(Biopharmaceutical drug Classification System) kelas II, dimana obat tersebut memiliki permeabilitas tinggi tetapi kelarutannya rendah sehingga dapat
menurunkan bioavailabilitas obat. Oleh karena itu, perlu dilakukan teknik formulasi lebih lanjut untuk dapat meningkatkan kelarutan obat sehingga bioavailabilitasnya
tinggi. Formulasi dengan pembuatan sediaan nanoemulsi merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Jadi nanoemulsi merupakan salah satu formulasi yang berperan penting dalam memperbaiki kellarutan obat lipofilik.
Tadi disebutkan bahwa koefisien partisi sangat berperan penting dalam menentukan proses absorbsi, distribusi dan eliminasi obat dalam tubuh, bagaimanakah peran koefisien partisi dalam ketiga proses tersebut, jelaskan dan berikan contohnya?
BalasHapusBaik indah, saya akan menjawab pertanyaan indah. Mengenai perang koefisien partisi dalam ketiga proses tersebut.
Hapus1. Absorpsi Obat
Koefisien partisi merupakan perbandingan kelarutan di dalam lemak dibanding air, yang mana dengan koefisien partisi dapat diketahui obat tersebut lipofilik atau tidak. Cl bersifat lipofil (+), sedangkan OH hidrofil ( -). Proses awal penentu obat dalam mencapai target adalah penetrasi atau absorpsi. Penetrasi obat dalam membran biologi tergantung pada kelarutan obat dalam lipid. Makin mudah larut dalam lipid, obat tersebut akan makin mudah menembus membran dan makin banyak diabsorpsi.
2. Distribusi Obat
Koefisien partisi berguna untuk mengestimasi distribusi obat dalam tubuh. Obat hidrofobik dengan koefisien partisi oktanol/air tinggi terutama didistribusikan ke daerah hidrofobik seperti selubung lipid dwilapis. Sebaliknya obat hidrofilik (koefisien partisi oktanol/air rendah) ditemukan terutama di daerah berair seperti serum darah.
3. Eliminasi Obat
Jika eliminasi obat dalam sistem multikompartemen biologis berdasarkan pada difusi pasif dan bila kapasitas kompartemen bergantung pada nilai koefisien partisi obat. Maka kadar obat dalam berbagai kompartemen akan meningkat sesuai dengan dosis yang digunakan.